Ka’bah adalah bangunan suci yang menjadi pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia. Sejarahnya mencakup berbagai peristiwa penting yang telah membentuk makna dan fungsinya hingga saat ini. Terdapat perbedaan pendapat Ulama tentang siapa yang membangun ka’bah.
Terdapat beberapa perbedaan pendapat di kalangan ulama dan ahli sejarah Islam mengenai siapa yang pertama kali membangun Ka’bah. Berikut adalah rincian beberapa pandangan tersebut:
Sebagian ulama menyatakan bahwa Ka’bah pertama kali dibangun oleh Nabi Adam ‘alaihissalam atas perintah Allah. Setelah itu, bangunannya rusak akibat banjir besar atau faktor lainnya, kemudian fondasinya ditemukan kembali dan dibangun ulang oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Pendapat lain menyatakan, sebelum zaman manusia, Ka’bah dikatakan telah dibangun oleh para malaikat sebagai tempat ibadah mereka di bumi. Nabi Adam kemudian memperbaiki bangunannya ketika turun ke bumi.
Namun pendapat yang paling kuat adalah Ka’bah pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS.
Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 127:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): ‘Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kabah dibangun dengan tujuan utama sebagai rumah ibadah bagi umat manusia untuk menyembah Allah SWT. Tujuan ini selaras dengan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuk membangun Kabah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Kabah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. Al-Baqarah: 125)
Renovasi oleh Kaum Quraisy
Ka’bah, sebagai pusat ibadah umat Islam, memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai perubahan dalam struktur dan desainnya. Salah satu fakta menarik dari sejarah Ka’bah adalah bahwa bangunan ini pernah memiliki dua pintu. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama dan mengalami perubahan di masa berikutnya.
Menurut riwayat, pada masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan Nabi Ismail ‘alaihissalam, Ka’bah dibangun dengan struktur sederhana tanpa pintu atau atap. Bangunan ini dirancang sebagai pusat ibadah yang mencerminkan kesederhanaan dan fungsi utamanya sebagai rumah Allah.
Saat Ka’bah direnovasi oleh kaum Quraisy. Dalam renovasi ini, salah satu pintu Ka’bah ditutup, sehingga hanya menyisakan satu pintu yang digunakan hingga saat ini. Pintu yang tersisa ini terletak di sisi timur Ka’bah, di mana Hajar Aswad berada.
Pintu Ka’bah Saat Ini
Pintu Ka’bah yang digunakan sekarang adalah hasil renovasi pada masa Khalifah Ottoman Sultan Murad IV pada abad ke-17. Pintu ini kemudian diganti dengan pintu berbahan emas pada tahun 1979 atas perintah Raja Khalid dari Arab Saudi. Pintu emas ini memiliki berat sekitar 280 kilogram dan dihiasi dengan ornamen kaligrafi Islami yang indah.