Isra Mi’raj merupakan peristiwa besar dalam sejarah Islam yang menjadi tanda kebesaran Allah SWT. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina (Isra), lalu dinaikkan ke langit ketujuh hingga Sidratul Muntaha (Mi’raj). Peristiwa ini membawa pelajaran mendalam bagi umat Islam, terutama terkait dengan kewajiban sholat lima waktu.
Isra Mi’raj sebagai peristiwa nyata yang melibatkan jasad dan ruh Rasulullah SAW. Hal ini menekankan bahwa peristiwa tersebut adalah bagian dari keyakinan, dan umat Islam wajib meyakininya sebagai bentuk kekuasaan Allah SWT yang di luar jangkauan logika manusia.
Dalil tentang Isra: Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَاۚإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra’: 1)
Ayat ini jelas menunjukkan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang terjadi dalam satu malam. Perjalanan ini tidak mungkin terjadi hanya sebagai mimpi, karena frasa “memperjalankan hamba-Nya” menunjukkan perjalanan nyata.
Peristiwa Mi’raj, yaitu naiknya Rasulullah SAW ke langit, merupakan bagian penting dari kisah ini. Di sini, Rasulullah SAW bertemu dengan para nabi di setiap tingkatan langit, hingga mencapai Sidratul Muntaha. Pada peristiwa inilah Allah SWT memerintahkan sholat lima waktu kepada umat Islam, yang semula diperintahkan 50 waktu. sebagaimana disebutkan dalam Hadits Nabi SAW
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
…..”Kemudian Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha yang daunnya seperti telinga gajah dan buahnya seperti tempayan. Ketika Sidratul Muntaha tertutup oleh perintah Allah, maka berubah wujudnya, tiada satu makhluk pun yang mampu menggambarkannya dengan keindahan itu. Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan, dan Dia memerintahkanku untuk sholat lima puluh kali sehari semalam.
Kemudian aku turun dan bertemu dengan Musa. Ia bertanya, ‘Apa yang diperintahkan Tuhanmu untuk umatmu?’ Aku menjawab, ‘Sholat lima puluh kali sehari semalam.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena umatmu tidak akan mampu melakukannya. Aku pernah mengalaminya bersama Bani Israil.’
Kemudian aku kembali kepada Allah dan memohon keringanan, lalu Allah mengurangi sebagian dari sholat itu. Aku kembali kepada Musa dan berkata, ‘Allah telah mengurangi sebagian darinya.’ Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi.’ Aku kembali kepada Allah dan memohon keringanan lagi. Allah terus mengurangi sholat itu hingga menjadi lima waktu.
Kemudian aku kembali kepada Musa dan ia berkata, ‘Mintalah keringanan lagi.’ Aku menjawab, ‘Aku sudah berulang kali kembali kepada Tuhanku hingga aku merasa malu. Aku rela dan menerimanya.’ Kemudian terdengar suara, ‘Aku telah tetapkan kewajiban-Ku dan Aku telah ringankan hamba-hamba-Ku. Pahala lima waktu sholat itu sama dengan lima puluh sholat.'”
(HR. Bukhari, no. 349; Muslim, no. 162).
Hadits ini menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW awalnya diperintahkan untuk melaksanakan sholat lima puluh kali sehari, namun setelah beberapa kali memohon keringanan, akhirnya sholat diwajibkan hanya lima kali sehari, namun tetap mendapatkan pahala setara dengan lima puluh kali sholat.
Hadits ini menunjukkan kasih sayang Allah kepada umat Muhammad SAW dengan memberikan keringanan, tetapi tetap menjanjikan pahala yang besar bagi yang menjalankan kewajiban sholat.
Isra Mi’raj adalah bukti nyata kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini menegaskan bahwa segala sesuatu berada dalam kekuasaan-Nya, bahkan perjalanan luar biasa ini yang terjadi dalam satu malam. Mukjizat Isra Mi’raj bukan sekadar cerita, tetapi merupakan bagian dari keyakinan umat Islam yang harus diyakini.
“Dan Kami tidak memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran Kami) melainkan sebagai peringatan bagi mereka.”
(Surah Al-Isra [17]: 59)
Peristiwa Mi’raj menjadi momentum penting bagi kewajiban sholat lima waktu. Sholat adalah tiang agama dan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Isra Mi’raj mempertegas kedudukan sholat sebagai ibadah utama yang tidak boleh ditinggalkan.
“Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(Surah Al-Ankabut [29]: 45)
Isra Mi’raj adalah ujian keimanan bagi umat Islam. Mereka yang beriman akan menerima peristiwa ini sebagai mukjizat, sementara yang meragukan atau menganggapnya sebagai mitos akan mempertanyakan keimanan mereka. Peristiwa ini mengajarkan bahwa keimanan bukan hanya tentang logika, tetapi juga tentang menerima kebenaran dari Allah SWT.
“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.'”
(Surah Al-Isra [17]: 85)
peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan bukti nyata atas kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Beliau adalah manusia pilihan yang diberikan keistimewaan oleh Allah untuk melakukan perjalanan luar biasa ini.
Kesimpulan
Isra Mi’raj adalah peristiwa besar yang mengandung banyak hikmah dan menegaskan kekuasaan Allah SWT, kewajiban sholat lima waktu, dan pentingnya menjaga keaslian ajaran Islam. Dengan memahami dan mengamalkan hikmah Isra’ Mi’raj, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.